
Pasar Madu Alami Indonesia
Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazill dan Zaire, lahan hutan Indonesia terdiri kurang lebih 60% dari luas daratan negara dan pada tahun 2012 Indonesia memiliki 130,61 juta ha kawasan hutan. Karena itu Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, salah satunya yang dikembangkan oleh masyarakat Indonesia adalah Madu Alami.
Pengembangan budidaya lebah madu di Indonesia dimulai pada tahun 1841, dan perkembangannya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara lain misalnya: Australia, Jerman, Rumania, Meksiko, India, Jepang dan Cina. Itu karena sebagian besar orang Indonesia menggunakan cara yang sangat tradisional untuk menghasilkan madu.
Orang Indonesia, Jawa dan Bali, secara tradisional membudidayakan lebah lokal Apis Cerana sementara masyarakat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Nusa Tenggara Timur lebih terbiasa dengan spesies lebah A. mellifera. Bisnis lebah madu telah mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Pembinaan dan pengembangan peternakan lebah adalah lintas sektoral yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan lembaga non-pemerintah terkait dengan aspek budidaya, produksi, manajemen pasca panen, modal pemasaran, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Asosiasi Peternakan Lebah Indonesia untuk buat madu alami, ada empat jenis lebah lokal yang menghasilkan madu:
- Apis dorsato (lebah hutan)
- Apis indica (lebah lokal)
- Trigono spp (lebah tidak tersengat)
- Apis mellifera var ingustica SPIN (lebah pemenang dari Australia)
- Apis andreniyormis
- Apis cerana
- Apis koschevnikovi
- Apis Nigrocicta Lebah yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Indica dan Mellifera.
Berurusan dengan berbagai masalah bisnis madu alami di Indonesia
Produksi
Madu lokal memiliki kualitas dan kuantitas produksi yang lebih rendah karena kelembaban yang tinggi, dan penyediaan fasilitas produksi peternakan lebah dalam bentuk koloni lebah, ratu lebah, peralatan, dan obat-obatan untuk pemberantasan hama masih terbatas.
Pemasaran
Persepsi masyarakat tentang madu hanyalah sebagai obat, sehingga tingkat konsumsinya rendah. Selain itu, kualitas madu yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih di bawah standar yang ditetapkan oleh ISO-94, ditandai dengan kadar air yang tinggi dan kemurnian yang tidak dijamin.
Investasi
Bisnis perlebahan umumnya dilakukan oleh petani kecil dengan modal terbatas. Bank-bank tidak bersedia memberikan kredit dalam bisnis perlebahan karena mereka belum percaya pada kelayakan bisnis mereka.
Penelitian dan Pengembangan
Program penelitian peternakan lebah belum terkoordinasi dengan baik dan terbatasnya jumlah peneliti, fasilitas dan infrastruktur serta dana penelitian. Universitas dan lembaga ilmiah lainnya pada umumnya belum berurusan dengan kegiatan peternakan lebah.
NectarStory Indonesia
NectarStory Pure Honey adalah produsen dan distributor di Indenesia dan Asia. Mampu menjaga keaslian dan kealamian madu yang berkualitas tinggi